Selasa, 04 Mei 2010

II ANALISIS KEBERADAAN KONSEP ONE STOP LIVING DALAM PEMBANGUNAN YANG BERKELANJUTAN

2.1. Konsep One Stop Living.
Apabila dalam dunia belanja ada konsep yang dikenal dengan one stop shopping yang berarti bahwa di dalam sebuah pusat perbelanjaan dapat diperoleh semua kebutuhan, maka pada hunian atau tempat tinggal kini muncul konsep one stop living yang kurang lebih artinya adalah segala kebutuhan hidup dapat diproleh atau dapat dipenuhi di dalam satu kawasan. Konsep one stop living ini pada dasarnya sama dengan konsep kota mandiri. Namun, pengembang yang menawarkan konsep one stop living lebih menekankan pada fasilitas perumahan atau hunian yang berhubungan dengan gaya hidup atau life style.
Selain tempat tinggal atau hunian, di dalam kawasan itu juga kita dapat dengan mudah berbelanja apapun yang diperlukan, kita dapat bersantai, berolahraga, menjalankan bisnis, nonton biskop, dan lain sebagainya tanpa harus keluar dari kawasan tersebut. Pada dasarnya, di dalam bangunan dengan konsep one stop living ini kita dapat memperoleh kenyamanan dan kenikmatan hidup total hanya dalam satu kawasan. Bangunan yang menerapkan konsep one stop living atau yang biasanya sering disebut dengan bangunan super block saat ini sudah menjadi andalan di dalam dunia bisnis properti di Indonesia.
Dengan penerapan konsep ini, pihak pembangun bertujuan untuk dapat mengubah pola hidup masyarakat urban yang selama ini tinggal di tempat yang letaknya berjauhan dengan tempat kerja menjadi masyarakat yang hidup dengan cara hidup yang juga one stop living. Jadi dengan penerapan konsep ini, masyarakat dapat lahir, beribadah, bersekolah, bekerja, berbelanja, dan menikah hanya dalam satu kawasan terpadu. Singkat kata, penerapan konsep ini memungkinkan masyarakat untuk hidup dalam hanya dalam satu kawasan terpadu dengan semua aktivitas sehari-hari. Fenomena semaraknya pengadaan super block di Indonesia mengalami peningkatan dalam tiap tahunnya.
Pada tahun 2008 lalu, untuk wilayah Jakarta saja setidaknya ada sekitar 10 mega proyek super block yang telah dibangun yaitu; Rasuna Epicentrum, Podomoro City, Kemang Village, CBD Pluit, Season City, Kota Kasablanka, Kuningan City, The St. Moritz Penthouse and Residences, Gandaria City, dan Ciputra World Jakarta. Super block ini banyak menjadi pilihan masyarakat terutama untuk masyarakat kelas menengah ke atas diakibatkan oleh karena kehidupan di daerah perkotaan sangat identik dengan padatnya lalu lintas dan polusi udara. Meskipun bangunan super block ini terletak di tengah daerah perkotaam yang kualitasnya cukup memprihatinkan, namun beberapa developer atau pengembang tampaknya punya perhatian terhadap aspek ekologis yang ditimbulkan dari pembangunan properti super block ini.
Jika dilihat secara teoritis, proyek pembangunan super block ini sebenarnya sangat bagus karena akan memperpendek jarak tempuh perjalanan masyarakat penghuninya, menghemat energi, juga mengurangi kemacetan dan kebisingan. Masalah yang muncul saat ini dilihat dari segi bisnisnya adalah tidak semua pengembang mudah mendapatkan suatu tempat atau lokasi mencapai enam sampai sepuluh hektar di pusat kota dan di dalam satu hamparan. Namun, jika pengembang dapat menguasai lahan yang luas dan strategis maka keuntungan yang nantinya akan diraih sudah di depan mata meskipun lahan tersebut berada di tengah perkotaan yang kualitas lingkungannya cenderung kurang baik.
Bangunan superblock ini nantinya akan menjadi tren gaya hidup pada masa yang akan datang. Dengan kelengkapan berbagai fasilitas yang disediakan maka penghuni bangunan ini bisa berkantor hanya dengan berjalan kaki dari apartemennya. Jika hendak mencari suasana lain, cukup dengan melenggang ke restoran, sport center, atau pusat perbelanjaan. Untuk kedepannya, diharapkan agar bangunan ini mampu untuk menjadi bagian dari kehidupan kosmopolitan, gaya hidup masyarakat dunia, serta bagi mereka yan menghargai efisiensi dan produktifitas.




2.2. Analisis Dampak Positif.
Dalam penerapan pembangunan super block ini, ada beberapa dampak positif yang setidaknya sampai saat ini dirasakan oleh masyarakat. Dampak positif yang ditemukan oleh penulis dari keberadaan super block akan dijelaskan satu per satu di bawah.
2.2.1. Menghemat Penggunaan Ruang.
Konsep one stop living ini merupakan sebuah konsep yang diadopsi dari Negara-negara Barat. Konsep ini mulai diterapkan karena kondisi lahan yang semakin hari semakin terbatas. Untuk wilayah Negara Indonesia, penerapan bangunan dengan konsep ini juga sudah pasti ditujukan untuk dapat mengurangi penggunaan lahan untuk kebutuhan manusia akan tempat tinggal maupun untuk keperluan bisnis yang jika tidak dikontrol maka akan menyebabkan berkurangnya ruang terbuka hijau (RTH), terlebih lagi untuk daerah perkotaan yang penduduknya sudah semakin padat. Bangunan ini merupakan bangunan yang mamaksimalkan penggunaan lahan dengan fokus pengadaan yaitu pada daerah perkotaan. Pada bentuk fisiknya, bangunan super block ini dibuat tinggi menjulang ke atas sehingga hunian atau tempat tinggal dan berbagai prasarana penunjang kebutuhan hidup lainnya dapat dibangun dengan lebih leluasa tanpa harus memerlukan banyak lahan. Dengan penerapan yang sudah seperti ini, maka otmatis ruang yang tersisa akan lebih banyak daripada pembangunan suatu kompleks perumahan ataupu edung perkantoran biasa.
2.2.2. Tingkat Kenyamanan dan Keamanan Lebih Tinggi.
Pada bangunan yang menerapkan konsep one stop living ini, hal utama yang sangat diprioritaskan adalah kenyamanan dari para penghuninya. Oleh karena itulah berbagai fasilitas yang dibangun di sini ditujukan untuk meningkatkan kenyamanan dari para penghuninya. Berdasar pada tujuan utama dari bangunan ini yang tidak lain adalah menginginkan agar penghuninya dapat hidup dan memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari di dalam kawasan ini tanpa harus meninggalkan kawasan ini, maka sudah pasti pihak developer akan berupaya semaksimal mungkin untuk dapat meningkatkan kenyamanan dan keamanan dari para penghuninya agar penerapan bangunan tersebut dapat dikataka berhasil. Kalau kita lihat dari segi kenyamanannya, pihak developer atau pembangun akan berupaya untuk menyediakan seluruh atau paling tidak sebagian besar dari fasilitas yang dibutuhkan oleh para penghuni bangunan super block ini untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Sedangkan dari segi keamanannya, tidak dapat kita sangkal lagi bahwasanya keamanan merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh pihak pembangun. Hal ini dapat kita buktikan dengan begitu memadainya fasilitas keamanan mulai tempat parkir yang mudah untuk diakses sampai pada petugas penjaga keamanan yang jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan penghuninya. Pada intinya, tingkat keamanan untuk hunian pada bangunan super block ini cenderung lebih tinggi jika dibandingkan dengan hunian-hunian lainnya seperti permukiman biasa ataupun kompleks perumahan.
2.2.3. Mengurangi Kemacetan dan Kebisingan.
Dengan adanya bangunan super block ini, maka otomatis penghuninya akan lebih cenderung melakukan aktivitas di dalam lingkungan bangunan itu saja. Jika dalam penerapnnya berjalan sesuai dengan apa yang direncanakan, maka kegiatan menyangkut kebutuhan sehari-hari dan kebutuhan bisnis para penghuninya hanya akan berlangsung dalam bangunan tersebut. Jika hal yang demikian terjadi, maka secara otomatis akan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang biasanya digunakan oleh masyarakat. Jika volume kendaraan di jalanan berkurang, maka sudah pasti kebisingan yang biasanya ditimbulkan oleh kendaraan bermotor akan berkurang intensitasnya. Sudah jelas bahwa dengan adanya pengurangan terhadap kendaraan di jalanan ini akan meminimalkan atau bahkan juga mampu untuk menghilangkan kemungkinan terjadinya kemacetan.
2.2.4. Menambah Nilai Estetika Kota.
Dilihat dari bentuk desain fisik dari bangunan dengan konsep one stop living itu sendiri, dapat kita katakana bahwa rata-rata pembangun super block ini sangat memperhatikan segi estetika dari bangunan tersebut. Salah satu contoh yang dapat kita ambil di sini adalah bangunan City Of Tomorrow (CITO) di Surabaya. Bangunan ini merupakan salah satu bangunan yang juga menerapkan konsep one stop living, hanya saja dalam penerapannya memang tidak terlihat berfunsi sesuai dengan tujuan utama dibangunnya CITO ini. Namun, dilihat dari segi estetika bangunan ini memang memperindah tampilan daerah tersebut. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa bangunan yang mengusung konsep one stop living akan memperindah tempat di mana dia berada.

2.3. Analisis Dampak Negatif.
Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, ditemukan beberapa dampak negatif dari penerapan konsep one stop living yang akan dijelaskan satu per satu di bawah ini.
2.3.1. Menghalangi Sinar Matahari.
Seperti apa yang telah kita ketahui bersama bahwasanya matahari merupakan sumber energi yang utama bagi seluruh bentuk kehidupan di muka bumi ini. Secara singkat, tanah juga memerluka matahari sebagai simber energi. Namun, dengan adanya pengadaan bangunan super block yang memiliki ketinggian di atas standard rata-rata ini menyebabkan sinar matahari yang tadinya langsung mengenai tanah menjadi terhalang oleh bangunan ini. Pada akhirnya, apa yang dirasakan oleh masyarakat sekitar bangunan tersebut adalah tanah di lingkungan sekitar bangunan tersebut menjadi kurang baik karena tidak mendapatkan cukup asupan energi.
2.3.2. Memperburuk Suhu Lingkungan Sekitarnya.
Tiap ruang dalam bangunan super block ini rata-rata bahkan secara keseluruhan menggunakan air conditioner (AC) untuk mengatur suhu dalam ruangan tersebut. Hal ini tentu saja termasuk salah satu program yang dilaksanakan oleh pihak pembangun guna meningkatkan kenyamanan para penghuninya. Karena ruangan yang ada di dalam bangunan ini sangat banyak, maka sudah dapat dipastikan bahwasanya penggunaan AC secara keseluruhan pasti sangat besar. Jika penggunaan AC dalam jumlah besar ini terus berlanjut, maka dapat dipastikan bahwa suhu di lingkungan sekitar bangunan tersebut akan sangat tidak beraturan. Hal ini dilihat dari cara kerja AC yang menormalkan suhu dalam ruangan, namun membuat suhu di luar ruangan menjadi tidak beraturan atau cenderung lebih tinggi.
2.3.3. Kurang Sesuai Dengan Iklim Indonesia.
Seperti yang sudah dikatakan penulis sebelumnya bahwa one stop living ini merupakan sebuah konsep yang diadopsi dari Negara-negara Barat. Seperti apa yang kita ketahui bahwa keadaan iklim daerah-daerah di belahan bumi bagian barat itu relatif dingin jika dibandingkan dengan iklim Indonesia. Di Negara-negara Barat, jika didirikan bangunan yang tinggi dan penggunaan AC dalam jumlah yang banyak, tentu tidak terlalu berpengaruh untuk membuat suhu di lingkungan sekitarnya menjadi lebih tinggi karena memang iklim daerah tersebut yang memng dingin. Namun, hal ini tentu saja jauh berbeda dengan Indonesia yang memiliki iklim tropis. Sudah dapat dirasakan saat ini oleh penduduk yang tinggal di lingkungan sekitar bangunan super block bahwa peningkatan suhu di sekitar tempat tiggalnya itu terjadi dengan sangat signifikan jika dibandingkan dengan sebelum bangunan tersebut didirikan.
2.3.4. Menciptakan Perbedaan Kelas Sosial.
Bangunan super block ini merupakan bangunan yang menawarkan berbagai fasilitas untuk dapat menunjang kehidupan penghuninya. Dengan segala kelengkapan yang ada maka sudah dapat dipastikan bahwa harganya akan menjadi relatif mahal, belum lagi dengan kecenderungannya untuk menawarkan sebuah hunian dan fasilitas yang lebih mengarah kepada life style atau gaya hidup. Oleh karena harganya yang relatif mahal inilah sehingga menyebabkan hunian yang ditawarkan pada bangunan ini hanya dapat dijangkau oleh masyarakat kelas menengah atas. Sedangkan masyarakat dengan ekonomi yang rendah sudah barang tentu tidak akan mampu menjangkau harga hunian tersebut. Sudah dapat dipastikan bahwa yang menempati bangunan super block ini hanyalah masyarakat kelas menengah atas. Dari penjelasan ini, maka dapat dipastikan bahwa akan tercipta penggolongan masyarakat berdasarkan kelasnya masing-masing dalam keadaan sosial. Jika terus berlangsung seperti ini, maka akan memperburuk hubungan sosial yang seharusnya terjai secara merata.
2.3.5. Bertolak Belakang Dengan Program Hemat Energi.
Secara sekilas, memang terlihat bahwa dengan adanya bangunan super block ini maka akan menyebabkan berkurangnya penggunaan energi bahan baker. Hal ini disebabkan karena bangunan ini akan mengurangi pergerakan masyarakat yang juga menggunakan kendaraan bermotor. Namun, di satu sisi bangunan ini juga membutuhkan energi listrik yang banyak dalam tiap kegiatannya sehari-hari. Hal ini dapat kita lihat mulai dari penggunaan lampu yang tidak hanya digunakan malam hari terutama pada pusat perbelanjaan dan restorannya. Meskipun siang hari, lampu tetap saja dinyalakan karena memang sudah merupakan tuntutan kebutuhan akan penerangan. Belum lagi escalator dan lift yang juga dioperasikan dalam tiap harinya dan tentunya menggunakan energi listrik sebaai penggerak. Satu hal yang dilihat oleh penulis juga termasuk penggunaan AC dalam jumlah besar yang juga sudah pasti menggunakan energi listrik.
2.3.6. Berpotensi Menggangu Jalur Penerbangan.
Dilihat dari ketinggian dari bangunan ini yang memang berada di atas standard normal, jika tidak diletakkan pada lokasi yang tepat maka jelas akan mengganggu jalur perhubungan udara. Oleh karena itu, tiap pembangunan super block sudah seharusnya juga mempertimbangkan lokasinya dikaitkan dengan jalur perhubungan udara. Bangunan ini memang harus ditempatkan di luar daripada jalur perhubungan udara atau jalur penerbangan sehingga tidak mengganggu lalu lintas udara. Jika bangunan ini diletakkan di jalur perhubungan udara, kalaupun tidak mengganggu jalur penerbangan justru akan mengganggu kenyamanan para penghuninya disamping karena kemungkinan terburuk yang bisa saja terjadi seperti kecelakaan ataupun terganggu karena kebisingannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar