Jumat, 16 April 2010

DESAIN EKSTERIOR PAS UNTUK CEGAH PANAS

Kondisi lingkungan tempat kita hidup merupakan sesuatu yang tidak bisa ditawar. Iklim dan cuaca, bisa dikatakan “sudah dari sananya begitu”. Justru dari dulu, manusia selalu berusaha menaklukkan kondisi lingkungan. Terciptalah berbagai bentuk bangunan yan unik dank has di seluruh penjuru dunia, berkat beragamnya iklim di dunia.
Bagi kita yang tinggal di wilayah tropis, tantangan terbesar adalah bagaimana menangani panas matahari dan kelembapan. Matahari sangan bemurah hati di khatulistiwa ini, sehingga sepanjang tahun ia bersinar penuh. Bahkan di musim huja seperti saat ini pun, matahari masih tetap ersinar terik kala hujan tidak sedang mengguyur.
Panas matahari sebenarnya bukan sesuatu yang harus dimusuhi. Kegunaannya tak terhitung banyaknya. Namun, panas matahari adalah penyebab utama terjadinya panas dalam rumah (penyebab lainnya adalah penggunaan alat-alat elektronik yang menghasilkan panas). Jadi, yang harus kita lakukan adalah mengatur seberapa banyak sinar matahari yang masuk ke dalam rumah agar rumah nyaman didiami.
Cara menangkal panas bermacam-macam. Mulai dari desain bangunan, penataan interior, sampai pada pengaturan lanskap sekitar rumah. Saat ini, marilah kita berfokus pada desain fisik bangunan terlebih dulu. Tindakan ini penting dilakukan di awal, sebelum menjadi rumah justru menjadi pengumpul panas matahari, yang nantinya akan sulit dihalau atau kita terpaksa menggunakan perangkat pendingin udara.

A. Pilihan Warna.
Saat mendesain tampak luar bangunan, pemilihan warna memainkan peran cukup penting dalam hubungannya dengan panas matahari. Teori bahwa warna gelap akan lebih mudah menyerap panas, dan warna terang akan memantulkan panas, itu bukan basa-basi. Ini pun dapat diterapkan pada desain bangunan. Rumah yang berwarna gelap akan menyerap 70-90% dari seluruh matahari yang diterimanya. Panas ini kemudian akan ditransfer ke dalam ruang.
Atap merupakan bagian yang paling berpengaruh dalam hal ini, karena atap merupakan bagian yang terkena paparan sinar matahari paling banyak. Sekitar 1/3 panas yang dirasakan di dalam rumah bersumber dari atap. Pada rumah-rumah yang menggunakan material atap tradisional, hal ini memang sangat sulit dikontrol. Atap tradisional cenderung memiliki warna gelap dan tidak begitu saja bisa diubah warnanya dengan pengecatan. Saat ini sudah banyak dipasarkan atap-atap yang lebih banyak menawarkan pilihan warna. Jika ada, pilihlah warna terang . Atap yang sudah ada, jika memungkinkan dapat dicat atau dilapisi semacam bahan waterproofing yang terang.
Selanjutnya, walaupun dampaknya tidak sebesar atap, usahakan warna dinding, carport, dan elemen-elemen lain yang terekspos sinar matahari memiliki warna yang cerah. Putih lebih baik. Untuk cat dinding, warna-warna muda akan lebih tahan lama dibandingkan warna berpigmen banyak yang lebih mudah kusam. Sebuah bentuk penghematan juga, bukan?

B. Memblokir Panas.
Selain diatur penyerapannya, panas matahari berlebih juga dapat dikurangi dengan upaya-upaya menangkal panas. Material-material tertentu dapat memblokir panas matahari sehingga sehingga panas yang diterima bangunan sudah jauh berkurang. Atap sebagai bagian yang menerima panas paling banyak, dapat dipasangi insulator berupa aluminium foil. Lembaran ini dipasang tepat di bawah atap., dan bila dipasang secara benar, bahan ini dapat mereduksi panas yang diterimanya sebanyak 25%.
Jendela merupakan bagian lain yang potensial meneruskan panas, karena bagaimanapun, kita masih membutuhkan jendela sebagai pemasok cahaya alami matahari. Panas matahari yang masuk dapat dikurangi dengan cara memasang lapisan film pada kaca jendela. Di pasaran banyak tersedia kaca film dengan berbagai spesifikasi. Ada yang 80%, 75%, 60%. Umumnya, semakin gelap lapisan film, semakin sedikit panas yang diteruskan. Sejumlah produk terbaru bahkan tetap memberikan efek kaca bening namun panas tetap terblokir sebanyak 25% (alias hanya memasukkan panas sebesar 75%).
Cara lain yang dapat dilakukan pada jendela adalah memasang shading. Pemasangan shading di luar bangunan ini lebih efektif mengurangi panas dibandingkan dipasang di dalam ruang, misalnya tirai atau blind. Perbedaan suhu antara bagian rumah yang dipasang shading dengan yang dibiarkan begitu saja mencapai 11oc. Shading dapat berupa kanopi, awning, atau kisi-kisi, yang ditempatkan di bagian atas jendela. Beragam jenis shading ini mampu menahan sinar matahari 60-70%.

C. Maksimalkan Ventilasi.
Mungkin kita sudah bosan mendengar saran untuk membuat ventilasi di rumah. Namun, jika berhubungan dengan panas, ini adalah salah satu cara terbaik mengenyahkannya. Sirkulasi udara yang lancar akan selalu mengganti udara dalam ruang yang sudah dipanaskan oleh matahari, dengan udara baru yang lebih segar. Dengan catatan jika udara di lebih sejuk dibandingkan di dalam rumah, misalnya karena didinginkan pepohonan di halaman, barulah ventilasi dibuka.
Agar maksimal, buatlah bukaan lain yang memungkinkan terjadinya pergerakan udara. Salah satunya adalah ventilasi pada atap. Area di bawah atap merupakan yang terpanas dari seluruh rumah, dan area yang paling dingin adalah lantai. Udara akan bergerak dari bagian bawah rumah ke atas, kea rah atap. Di samping jendela-jendela yang sudah ada, agar udara bergerak, buatlah bukaan atau lubang angina pada bagian bawah dinding, dengan ketinggian sekitar 20cm dari permukaan lantai. Buatlah juga lubang pada langit-langit. Selanjutnya buatlah lubang pada atap. Dengan begitu, udara akan mengalir dari bawah di dekat lantai, terus naik ke atas ke bawah atap, dan kemudian keluar dari lubang di atap.
Ventilasi pun tidak selalu berarti jendela. Dinding juga merupakan bidang yang potensial memasikkan udara. Di tempat-tempat yang memungkinkan dinding yang bernafas karena ia tidak menghalangi udara untuk keluar masuk.
Berbagai upaya di atas tidak membutuhkan listrik, seperti jika memasang pendingin udara atau kipas angina. Ini artinya kita ikut menghemat energi. Selamat menikmati rumah yang lebih adem!

Info:
Tinggi shading sebaiknya bervariasi sesuai kebutuhan. Untuk sinar matahari seperti pagi dan sore hari (di sisi timur dan barat), shading sebaiknya 65-75% menutupi tinggi jendela. Sementara di sisi selatan dan utara, cukup 45-60% dari tinggi jendela yang tertutup shading.

Peran Vegetasi:
Selain desain fisik bangunan, pepohonan yang tumbuh di sekitar rumah dapat diberdayakan untuk membantu mengurangi panas matahari yang masuk ke dalam rumah. Berikut sejumlah perannya. Jangan lupa, sebaiknya pilihlah pohon lokal agar perawatannya minimal.
 Tanamlah pohon besar untuk menaungi rumah, udara di bawah pohon terbukti lebih rendah 11oC, sama seperti udara di bawah shading jendela. Jika pohon sudah tinggi, sebagian atap juga dapat terlindungi. Namun, pilihlah pohon yang akarnya tidak merusak konstruksi bangunan atau pemipaan bawah tanah.
 Tanamlah tanaman merambat sebagai ganti kisi-kisi di luar jendela. FUngsinya mirip shading. Karena itu, berilah jarak yang cukup antara dinding dan rambatan tanaman agar udara dapat lewat di antaranya. Jarak rambatan tanaman yang terlalu dekat ke dinding malah tidak efektif mengalirkan udara dan membuat udara terjebak di situ.
 Tanamlah pepohonan dengan ketinggian sedang agar mereka dapat enarahkan udara ke dalam rumah. Jangan tanam pepohonan yang terlalu rapat karena judara dapat terblokir sama sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar